Pages

Jumat, 25 Januari 2013

Sistem Politik di Berbagai Negara

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

I.            JUDUL      : Peristiwa korosi pada paku

II.            TUJUAN   :
·                Untuk mengetahui percepatan perkaratan pada paku dalam berbagai zat.
·                Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan paku berkarat atau berkorosi.

III.            LANDASAN TEORI

 Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa perkaratan. Korosi ini sebenarnya merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk oksidanya.
Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga mengalami korosi. Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari besi hancur. Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa awal korosi akan menjadi katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya. Hal itu berbeda dengan peristiwa korosi pada logam Al atau Zn.
Logam-logam ini tidak mulia bahkan mempunyai nilai E° lebih kecil dari besi berarti logam-logam ini lebih cepat teroksidasi. Namun oksida Al atau Zn yang terbentuk melekat pada logam bagian dalam dan bersifat melindungi logam dari proses korosi selanjutnya. Oleh sebab itu, logam Al atau Zn tidak akan hancur karena korosi seperti pada logam besi.
Barang-barang yang terbuat dari besi mudah mengalami korosi karena umumnya bukan terbuat dari besi murni melainkan campuran dengan unsur-unsur lain. Jika logam pencampurnya lebih mulia dari besi, maka besi akan menjadi
anode yang akan habis teroksidasi secara terus-menerus, sebab paduan logam ini seolah-olah menjadi suatu sel volta yang mengalami hubungan pendek (korslet) oleh badan besi
  itu sendiri. Peristiwa ini akan lebih cepat terjadi jika barang berada di udara lembap atau terkena air, karena selain uap air, di udara juga terdapat gas-gas lain seperti CO2 atau SO2 yang dengan air akan membentuk larutan H2CO3 atau H2SO4
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.

Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.

IV.            Alat dan bahan

a.      Alat
·                 5 gelas aqua plastik
·                 5 buah paku yang tidak berkarat
·                 1 buah plastik bening
·                 1 buah karet gelang
b.      Bahan
·         Asam cuka
·         Air garam
·         Air putih

V.            CARA KERJA

1.      Menyiapkan alat – alat dan bahan – bahan  yang dibutuhkan.
2.      Memberi label 1 sampai dengan 5 pada setiap gelas aqua
3.      Masukkan masing- masing 1 buah paku ke dalam gelas aqua
4.      Memperlakukan paku pada setiap gelas aqua :
·         Pada aqua gelas 1 : diisi paku saja
·         Pada aqua gelas 2 : diisi paku dengan air biasa dengan catatan di tutup   
                                    `           menggunakan kertas yang diikat dengan karet gelang
·         Pada aqua gelas 3 : diisi paku dengan air biasa dengan catatan terbuka
·         Pada aqua gelas 4 : diisi paku dengan air garam dengan catatan terbuka
·         Pada aqua gelas 5 : diisi paku dengan asam cuka dengan catatan terbuka
5.      Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi selama 1 minggu


VI.            HASIL

Dari praktikum yang saya lakukan, saya memperoleh hasil sebagai berikut :
Identitas
Gelas
Perubahan yang Terjadi
1.Terbuka (tanpa air)
Hari ke-1: Belum terjadi perubahan
Hari ke-2: Belum terjadi perubahan
Hari ke-3: Belum terjadi perubahan
Hari ke-4: Belum terjadi perubahan
Hari ke-5: Belum terjadi perubahan
Hari ke-6: Belum terjadi perubahan
Hari ke-7 : Belum terjadi perubahan
2.Air biasa ditutup
Hari ke-1:
Belum ada Perubahan

Hari ke-2:
Mulai timbul korosi pada paku, air mulai berubah menjadi warna kuning

Hari ke-3:
Korosi semakin bertambah, air terlihat lebih menguning dari pada

Hari ke-4:
Korosi semakin bertambah, air yang tadinya berwarna kuning berubah menjadi warna ke orange-orenge ngan

Hari ke-5:
Korosi terus bertambah, warna air semakin orange dan permukaan air terdapat serbuk-serbuk perkaratan besi yang berwarna coklat

Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak, warna air semakin orange dan permukaan air terdapat serbuk-serbuk perkaratan besi yang berwarna coklat

Hari ke-7 : paku semakin berkorosi, warna air semakin orange dan permukaan air terdapat serbuk-serbuk perkaratan besi yang berwarna coklat
3.Air biasa terbuka
Hari ke-1:
Belum ada perubahan

Hari ke-2:
Paku sudah mulai berkorosi atau berkarat warna air sedikit menguning

Hari ke-3:
Terjadi perubahan korosi, warna air sudah mulai menguning

Hari ke-4:
Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air pada paku menguning.

Hari ke-5:
Air berubah menjadi orange karena paku berkorosi lebih banyak.

Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku, sehingga air berubah menjadi orange dan terdapat serbuk-serbuk berwarna coklat di bagian dasar

Hari ke 7 :
Korosi semakin bertambah banyak, sehingga air berubah menjadi orange dan terdapat serbuk-serbuk berwarna coklat di bagian dasar
4.Air garam
Hari ke-1:
Belum ada perubahan

Hari ke-2:
Belum terjadi perubahan


Hari ke-3:
Paku sudah mulai berkorosi atau berkarat warna air sedikit menguning

Hari ke-4:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan air tetap berwarna putih

Hari ke-5:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku bagian bawah berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-6:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku, paku bagian bawah semakin berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih dan terdapat serbuk-serbuk di bagian dasar aqua gelas

Hari ke-7 :
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku, paku bagian bawah semakin berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih dan terdapat serbuk-serbuk di bagian dasar aqua gelas
5.Asam cuka
Hari ke-1: Belum ada perubahan

Hari ke-2: Belum ada perubahan

Hari ke-3: Belum ada perubahan

Hari ke-4: paku bagian bawah sudah mulai berkarat sedikit

Hari ke-5: korosi pada paku semakin banyak sehinggan warna paku sebagian sudah mulai menghitam

Hari ke-6 :korosi semakin bertambah dan semua bagian paku berubah menjadi warna hitam

Hari ke-7 : korosi semakin bertambah banyak dan semua bagian paku berubah menjadi warna hitam







VII.            KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan tersebut, saya memberikan 5 perlakuan berbeda pada paku yaitu paku tidak di beri air, paku diberi air dan di tutup, paku diberi air dan terbuka, paku di beri air garam dan yang terkahir paku diberi asam cuka.
Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku dalam keadaan terbuka lebih cepat berkorosi dari pada paku dalam keadaan tertutup. Penyebabnya adalah paku yang diletakkan di gelas terbuka teroksidasi oleh oksigen yang ada disekitarnya sedangkan paku yang diletakkan di gelas tertutup terisolasi oleh udara atau oksigen.
Perbedaan juga terjadi antara paku di air jernih dengan paku di air garam dan asam cuka. Korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di air jernih atau air putih berubah menjadi kuning bahkan orange, karena korosi tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen. sedangkan korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan  di air garam dan asam cuka, warna air tetap berwarna purih, korosi tersebut terjadi karena asam pada asam cuka. Dan juga, paku yang diletakkan di gelas yang berisi asam cuka lebih cepat berkarat dibandingkan dengan paku yang diletakkan di air jernih.
Jadi paku yang cepat berkarat adalah paku yang di dalam air yang terbuka. Artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2, H2O dan pH. Bila konsentrasi O2, H2O, dan pH naik, maka kecepatan korosi akan naik. Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki seperti pada pagar besi, maka kita harus melapisi pagar besi dengan cat atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O.








0 komentar:

Posting Komentar